Senin, 11 Februari 2013

Halong Bay, Raja Ampat-nya Vietnam



Halong Bay di Vietnam merupakan perairan dengan bebatuan karst yang mirip dengan Raja Ampat. Karena keindahan panoramanya, tak jarang dari wisatawan yang memasukkan Halong Bay dalam itinerary wajib mereka.

Saat backpacking ke Vietnam dan kebetulan Anda mampir ke Hanoi, jangan lewatkan untuk pergi ke Halong Bay. Lebih praktis kalau untuk menggunakan jasa one day tour. Ada berbagai varian harga tergantung fasilitas.

Waktu itu saya merogoh kocek sebesar 23 USD (Rp 222 ribu) sudah termasuk makan siang, transportasi mobil dan kapal, serta biaya masuk. Anda tinggal bawa diri saja. Halong Bay adalah obyek wisata paling terkenal yang letaknya berada di Provinsi Quang Ninh.

Anda tidak perlu khawatir dan memesan tur jauh-jauh hari. Waktu itu saya hanya menanyakan via email ke hotel mengenai biayanya, dan baru memesan paket begitu sampai di sana.

Jika ingin berangkat sendiri, sebenarnya Anda bisa menggunakan bus umum menuju Pelabuhan Halong. Namun berdasarkan informasi yang saya peroleh, waktu tempuh akan lebih lama 1-2 jam karena rute bus yang memutar.

Waktu menggunakan jasa tur, saya mulai berangkat pukul 09.00 dan sampai di pelabuhan pukul 13.00 siang waktu setempat. Itupun di tengah jalan, rombongan sempat mampir ke sebuah sentra kerajinan tangan di Provinsi Da Nang.

Sebagian besar pengrajin di sana adalah orang yang memiliki kemampuan terbatas atau orang cacat yang menjadi korban Perang Vietnam. Cinderamata yang mendominasi adalah berbagai rupa barang hasil tenunan.

Sesampainya di Pelabuhan Halong, saya melanjutkan perjalanan menggunakan kapal. Satu dek utama di dalam kapal berisi jejeran meja makan. Yap, sembari kapal melaju, saya akan menikmati makan siang ditemani pemandangan menakjubkan.

Ada sajian ikan, kerang, udang bakar, tempura, dan lumpia yang tidak saya sentuh karena tidak halal. Tak ketinggalan nasi hangat yang disajikan di dalam mangkuk dilengkapi sumpit.

Tentu perlu perjuangan ekstra untuk mengambil nasi menggunakan sumpit. Hasilnya tak banyak yang bisa saya masukkan ke dalam perut, padahal selama perjalanan hanya di dalam kapal inilah saya bisa makan nasi.

Komentar saya, Halong Bay sungguh kawasan yang penuh magis. Udaranya sejuk, cuaca berkabut, dan teluk itu dikelilingi pulau-pulau kecil. Persis seperti latar film-film silat zaman dahulu. Menurut sang pemandu, hanya beberapa hari di musim panas (sekitar Juni atau Juli) kita dapat menyaksikan Halong Bay tanpa kabut.

Kapal berhenti di sebuah perkampungan terapung. Mungkin kalau di Indonesia mirip perkampungan Suku Bajau di Jambi. Di antara rumah-rumah terapung itu juga terdapat sekolah dan kantor pemerintahan.

Banyak pula wanita penjaja buah-buahan dan mutiara yang menawarkan dagangannya menggunakan perahu kecil. Saya memanfaatkan waktu dengan naik perahu kecil yang dikendalikan oleh wanita penduduk lokal. Alternatif lain, Anda bisa mencoba keahlian berkeliling menggunakan kano.

Setengah jam berlalu, kapal membawa saya menuju pemberhentian selanjutnya. Sebuah gua yang paling indah di antara ratusan gua yang terdapat di Teluk Halong.

Guanya sangat besar, terdiri dari stalaktit dan stalagmit dengan bentuk berbagai rupa. Sembari menikmati pemandangan, telinga saya ditemani celoteh si pemandu mengenai sejarah dan mitos-mitos mengenai berbagai bentuk bebatuan di goa tersebut.

Ada juga kolam harapan dimana pengunjung bisa melemparkan koin sambil memohon permintaan. Konon permintaan tersebut akan terkabul.

Sayang, karena ikut tur, semua sudah terjadwal dan terkesan tergesa-gesa. Mata saya pun harus awas melihat bendera yang dipegangi si pemandu yang jalannya super cepat di antara ratusan turis yang berjejalan dan banyaknya bendera serupa dari tur lain yang ada.

Sore hari saya sudah tiba kembali di Pelabuhan Halong dan siap menuju Hanoi. Tepat pukul 20.00 malam, mobil yang saya tumpangi mengantarkan kembali ke hotel.

http://travel.detik.com/read/2012/04/02/060620/1882376/1025/halong-bay-raja-ampat-nya-vietnam?vt22011381

Tidak ada komentar:

Posting Komentar